Foto: Pencoblosan di Hong Kong ricuh. ©2014 Artikel Poster/istimewa
Reporter: Triyono
Artikel Poster - Pilpres di Hong Kong Ricuh, Migrant Care Lapor Bawaslu dan DKPP | Direktur Migrant Care Anis Hidayah menyayangkan kericuhan penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden untuk TPS di Hongkong, Minggu (6/7) kemarin. Yang mana banyak buruh tidak dapat menggunakan hak pilihnya, lantaran TPS sebagai tempat menyalurkan suara telah tutup pada pukul 17.00 WIB.
"Sore ini kami akan melaporkan insiden ini ke Bawaslu dan DKPP meminta agar segera buruh migrant yang tidak bisa memilih difasilitasi, agar bisa memilih dengan mekanisme yang disepakati yang memungkinkan dilakukan di sana, pemilu susulan di luar negeri," kata Anis di KPU, Jakarta, Senin (7/7).
Diakui Anis, data yang masuk Migrant Care mengenai jumlah pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya berbeda-beda. Ada yang menyebutkan 200 pemilih, 500 pemilih dan ada juga yang menyebutkan di bawah 100 orang.
"Tetapi bagi Migrant Care concern-nya bukan soal angkanya, tetapi kalau hanya satu orang tetapi tidak dapat memilih dan sudah datang ke TPS itu dipertanyakan," tegasnya.
Terkait kehadiran dua komisioner KPU dan Bawaslu di Hongkong, Anis menambahkan, seharusnya komisioner KPU dan Bawaslu tersebut bisa mengambil sikap yang pasti ketika TPS tutup.
"Tetapi itu semua tidak muncul. Harusnya jangan sampai terjadi mereka datang ke sana tidak bisa memilih. Kalaupun TPS ditutup ada inovasi dong bagaimana dilakukan untuk memfasilitasi. Kalau di Indonesia ada mekanisme pemilu susulan ya saya kira di sini juga bisa pemilu susulan di KJRI Hongkong," tandasnya.
0 Response to "Pilpres di Hong Kong Ricuh, Migrant Care Lapor Bawaslu dan DKPP"
Posting Komentar