
Foto: Ilustrasi sarjana. ©Shutterstock.com/J. Henning Buchholz
Reporter: Irwan Setyabudi
Artikel Poster - Kisah Mina, Modal Rp 85.000 Nekat Ingin Kuliah Ke Banda Aceh | Mina, begitulah rekan-rekannya memanggil, dia tergolong seorang wanita yang memiliki tekad yang kuat. Kenapa tidak, dengan bermodalkan Rp 85.000 pada tahun 2008 setelah tamat SMU, dia memberanikan dirinya berangkat ke Banda Aceh untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
Mulanya Mina yang memiliki nama langkap Siti Aminah berasal dari keluarga yang kurang mampu. Pekerjaan orang tuanya sebagai petani kebun, tidak mampu untuk menyekolahkan Mina ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Apa lagi di saat dia hendak melanjutkan pendidikan, tiba-tiba Tuhan berkehendak lain, Ayahnya meninggal 10 hari menjelang dia berangkat ke Banda Aceh pada bulan Juni 2008 lalu.
Setelah itu ibu Mina sempat bilang, kalau Mina diminta tinggal di rumah saja, karena ibunya tidak mampu menyekolahkan Mina.
Namun tekatnya untuk melanjutkan kuliah di Banda Aceh tidak dapat dibendung. Akhirnya hari ke-10 ayah Mina meninggal, dia lantas dengan modal nekat pergi ke Banda Aceh, di sana Mina awalnya belum mengenal siapapun.
Lalu sesampai ke Banda Aceh dari tempat tinggalnya di dataran tinggi Gayo, Kabupaten Bener Meriah harus menempuh perjalanan 6 jam. Dia pun singgah di Masjid Raya Baiturrahman. Siapapun yang berkunjung pertama ke Banda Aceh, tempat singgah pertama di Masjid peninggal zaman itu.
Saat itu saya tidak kenal satu pun di Banda Aceh, saya bermodal nekat saja ke Banda Aceh dengan modal Rp 85.000, lalu saya bertemu dengan seseorang yang sedang jualan pulsa, saya pun memberitaukan maksud dan tujuan saya ke Banda Aceh, ibu itu pun memberikan saya tumpangan sementara selama 3 minggu di Ulee Lheue, Banda Aceh, kata Mina.
Mina saat itu menyadari orang tuanya tidak mampu untuk membiayai kuliahnya di Banda Aceh. Dengan penghasilan yang tidak menentu setelah ditinggalkan oleh Ayahnya, kini Mina harus berjuang sendiri untuk biayai kuliah di negeri orang yang tidak pernah ia tinggali sebelumnya.
Lalu Mina pun mendaftarkan di dua perguruan tinggi ternama di Aceh yaitu Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar Raniry yang sekarang sudah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Arraniry Banda Aceh. Di UIN Arraniry Mina lewat jurusan Perpustakaan, sedangkan di Unsyiah lulus di Pertanian.
Akhirnya Mina menjatuhkan pilihan kuliah di UIN Arraniry jurusan Perpustakaan sampai tamat dengan IPK 3,64. Pilihan di UIN ini juga beralasan karena biaya kuliah murah, meskipun mulanya, Mina lebih menyukai jurusan komunikasi yang juga diambil tetapi tidak lulus.
Jadi sampai saya ke Banda Aceh, saya sempat bingung harus mengambil uang dari mana untuk biaya pendaftaran, lalu saya coba berusaha untuk meminjam pada teman se kampung yang juga kuliah di Banda Aceh Rp 500 ribu, dengan uang itulah saya mendaftar kuliah, imbuhnya.
Setelah itu, Mina berpikir kembali harus membayar dengan apa uang pinjaman itu. Kemudian Mina pun sempat bekerja serabutan untuk bisa membayar utang tersebut dan juga untuk bisa bertahan hidup selama berada di Banda Aceh.
Sambil bekerja apapun yang menghasilkan dan yang penting halal, Mina berhasil lulus pada tahun 2013 lalu dengan IPK 3,64. Sekarang Mina lagi menunggu untuk berangkat ke negeri China untuk melanjutkan pendidikan S2 jurusan perpustakaan saat ini dari beasiswa yang ia dapatkan.
0 Response to "Kisah Mina, Modal Rp 85.000 Nekat Ingin Kuliah Ke Banda Aceh"
Posting Komentar