Foto: Masjid Didsbury dan Islamic Center. ©2014 Artikel Poster
Artikel Poster - Menelusi Pembangunan Masjid Bekas Gereja di Inggris | Terletak di sebuah kota yang memiliki populasi komunitas muslim terbanyak, Manchester City, Inggris. Masjid Didisbury dan Islamic Center seakan menjadi peradaban baru bagi perkembangan Islam di negara kerajaan tersebut.
Namun siapa yang sangka, dibalik pesatnya perkembangan muslim di negara ini sehingga menuntut memiliki bangunan ibadah yang super megah semacam Masjid Didisbury dan Islamic Center. Pembangunan masjid ini penuh dengan sejarah klasik peradaban Islam dan Kristen di kota yang kini dikenal dengan klub sepakbolanya itu.
Semenjak Islam masuk ke Inggris sekitar abad 16 dan mulai berkembang sekitar abad 18. Perkembangannya semakin menggembirakan, tercatat setiap tahun warga yang memeluk Islam dan komunitas muslim semakin bertambah.
Awal masuknya Islam ke Inggris sendiri berawal dari imigran dari Yaman, Gujarrat, dan negara timur tengah lainnya. Setelah dibukanya terusan Suez pada tahun 1869 dan sejalan dengan meluasnya ekspansi kolonial Inggris, para pendatang muslim itu semakin lama semakin banyak dan mulai membentuk pemukiman baru di kota-kota pelabuhan seperti Cardiff Shout Shields (Dekat Newcastle), London, dan Liverpool.
Lama kelamaan umat muslim yang berada di Inggris membuat masjid untuk tempat beribadah, tetapi hanya beberapa masjid yang baru bisa di bangun. Muslim yang berada di Inggris juga dikenal memiliki solidaritas yang tinggi, salah satunya kerap melakukan kegiatan sosial dan ikut serta dalam kegiatan keagamaan yang ada di beberapa Universitas di Inggris.
Organisasi Islam di Inggris pun semakin menjamur, seperti organisasi Jamaat Al-Islam, The Muslim Brotherhood, The Union of Muslim Organization, The Federation of Student Islamic Societis (FOSIS) dan berdiri mengakar luas hingga wilayah Inggris Raya.
Perkembangan yang semakin meningkat itulah membuat kebutuhan masjid merupakan hal penting bagi Islam di Inggris. Muslim di Inggris berusaha membangun masjid sebagai tempat ibadah dan pusat keagamaan.
Namun kepadatan penduduk dan jumlah lahan yang tak tersedia membuat muslim di Inggris perlu memutar otak untuk membangun tempat ibadah dan pusat keagamaan. Salah satunya Masjid Didisbury dan Islamic Center, Manchester City, Inggris, yang tadinya merupakan bangunan sebuah gereja.
Pada mulanya, Masjid Didisbury adalah sebuah bangunan Gereja Albert Park Methodist Chapel yang dibangun pada 1883. Karena sepi akan jemaah, maka pada 1962, gereja ini ditutup. Kemudian ada saudagar asal komunitas Arab Syria yang sudah menetap di Inggris sejak 1967 membeli seluruh lahan dan bekas bangunan gereja itu.
Akhirnya, bekas gereja itu disulap menjadi sebuah masjid yang dinamakan Masjid Didisbury dan Islamic Center. Oleh saudagar Arab itu, bangunan masjid dibangun dengan dua fungsi.
Bangunan pertama digunakan sebagai masjid dan perpustakaan. Sedangkan bangunan kedua difungsikan sebagai ruang salat khusus jamaah perempuan. Sehingga pembangunan masjid ini tanpa memugar bangunan gereja seutuhnya, yakni dua bangunan besar dalam gereja.
Masjid Didisbury dan Islamic Center ini menjadi salah satu tempat ibadah dan pusat keagamaan tertua di Inggris. Menampung sekitar 1000 ribu jamaah, masjid ini juga menjadi pusat Islam mempresentasikan secara luas komunitas muslim dari berbagai bangsa dan mahzab yang ada di Inggris.
Meski pemerintah Inggris tak secara langsung melarang pembangunan masjid dengan mengalihfungsikan gereja, namun kenyataan di lapangan, bangunan gereja yang sepi jamaah malah banyak dijadikan tempat tinggal dan bangunan komersil.
Pemerintah Inggris pun tak mampu berbuat banyak jika gereja yang sepi jemaah banyak yang disulap menjadi masjid. Buktinya hingga saat ini komunitas muslim di Manchester City sendiri telah mencapai 250 ribu jiwa, yang terdiri dari beragam suku dan bangsa.
Disarikan dari buku masjid-masjid paling menakjubkan dan berpengaruh di dunia, karangan Aulia fadhli.
0 Response to "Menelusi Pembangunan Masjid Bekas Gereja di Inggris"
Posting Komentar