Foto: Perbatasan. shutterstock
Reporter: Chandra Wicaksana
Artikel Poster - H-1 Pilpres, Kondisi Perbatasan Indonesia-Timor Leste Kondusif | Komandan Korem 161/Wira Sakti Kupang Brigjen TNI Achmad Yuliarto mengatakan, kondisi keamanan di sejumlah daerah batas RI-Timor Leste pada H-1 pelaksanaan pilpres, tetap kondusif. Kendati demikian, pihaknya tetap akan menambah personel di wilayah itu.
"Kita mendapatkan laporan dari Satgas Pamtas, kalau hingga saat ini kondisi keamanan masih sangat kondusif," kata Brigjen Achmad, usai pengerahan personel dan materil dalam rangka gelar kesiapan pengamanan Pemilu Presiden 2014 di alun-alun rumah jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur di Kota Kupang, seperti dikutip dari Antara, Selasa (8/7).
Achmad mengatakan, pergeseran tambahan personel dari unsur Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-Timor Leste Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) sudah dilakukan, terutama di pintu utama lintas batas di Mota Ain Kabupaten Belu, termasuk juga di Wini Kabupaten Timor tengah Utara (TTU).
Menurut Achmad, pergeseran penambahan personel itu akan diikuti dengan sejumlah aktivitas pengetatan dan pengawasan, terhadap arus masuk dan keluar warga, baik dari Indonesia ke Timor Leste ataupun sebaliknya.
Selain penambahan dan pergeseran personel dari unsur Satgas Pamtas RI-Timor Leste, juga akan diikuti dengan peningkatan pengawasan pengamanan perbatasan dari unsur Komoando Teritorial wilayah di bawah kendali Komando Distrik Militer (Kodim) 1602/Belu. "Jadi kita yakini semua akan berjalan aman dan bisa terkendali," kata Brigjen Achmad.
Komandan Sataun Tugas Pengamanan Perbatasan (Dansatgas Pamtas) RI-Timor Leste, Batalyon Infantri 742/Satya Wira Yudha (SWY) Letkol Inf Fransiskus Ari Susetio di tempat terpisah mengatakan, telah memperketat sejumlah 'jalan tikus' di wilayah batas dua negara yang masih berhubungan darah, adat dan budaya itu, pada Pemilu Presiden ini.
"Kami mulai melakukan pengawasan dan pemantauan ketat untuk sejumlah 'lintasan tikus' yang biasa dijadikan arus masuk-keluar warga ke Indonesia di Kabupaten Belu, Malaka dan Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur itu," kata Letkol Fransiskus yang dihubungi terpisah dari Kupang.
Dia menerangkan, pengetatan pengawasan di sejumlah jalur aman yang diduga telah menjadi 'jalan tikus' warga dua negara bertetangga itu, penting dilakukan untuk mengantisipasi sejumlah kemungkinan terjadinya mobilisasi masa untuk kepentingan Pemilu Presiden 9 Juli.
Hal tersebut dilakukan, karena pada Sabtu 5 Juli lalu adalah merupakan hari pelaksanaan pemungutan suara Pemilu presiden (pilpres) RI 2014 di Timor Leste.
Sementara untuk kepentingan pelintas batas orang di pintu lintas batas, akan terus diperketat dan akan berlangsung hingga H+3 Pemilu Presiden 9 Juli besok. "Untuk pintu perbatasan negara akan terus diperketat hingga H+3 Pemilu Presiden 9 Juli," kata Letkol Fransiskus.
Komandan Batalyon Infantri 742/SWY itu mengaku, telah melakukan koordinasi dengan seluruh penyelenggara di daerah, termasuk Komisi Pemilihan Umum Belu, untuk mendapatkan sejumlah data pelaksanaan Pemilu Presiden 2014 di daerah serambi negara itu.
Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) dan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) daerah perbatasan, sudah dimiliki, untuk memudahkan koordinasi terutama untuk pengawasan pelaksanaan pemilu nanti.
"Prinsipnya kita tetap memantau dan melakukan pengawasan ketat di setiap jalur lintasan yang menjadi tugas dan wewenang Satgas Pamtas," kata Letkol Fransiskus.
Pemilu Presiden 9 Juli mendatang, diikuti dua kontestan, masing-masing calon presiden dengan nomor urut (1) Prabowo Subianto - Hatta Rajasa , yang diusung Partai Gerindra , PAN , PPP , PKS , Partai Golkar dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Sementara calon presiden dan wakil presiden bernomor urut (2) yaitu, Joko Widodo - Jusuf Kalla , diusung oleh lima partai politik, masing-masing PDI Perjuangan, NasDem , PKB , Partai Hanura dan PKP Indonesia.
0 Response to "H-1 Pilpres, Kondisi Perbatasan Indonesia-Timor Leste Kondusif"
Posting Komentar