Cetak Uang di Australia Buat Antisipasi Tahun Milenium | Artikel Poster

Cetak Uang di Australia Buat Antisipasi Tahun Milenium


Cetak Uang di Australia Buat Antisipasi Tahun Milenium


Foto: SBY konpers Wikileaks. ©rumgapres/abror rizki

Reporter: Heru Gustanto


Artikel Poster - Cetak Uang di Australia Buat Antisipasi Tahun Milenium | Deputi Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, berkilah jika Bank Indonesia, pada 1999, mencetak uang di Australia dengan alasan antisipasi Y2K (Year Two Kilo), yang merupakan kesalahan perhitungan oleh komputer pada sistem dokumentasi digital yang disebabkan oleh penggunaan sistem penanggalan tahun yang menggunakan dua digit. Saat itu, pergantian tahun dari 1999 ke 2000.


Tetapi, dia ogah memaparkan lebih detail terkait pemilihan Australia sebagai negara yang mencetak uang Indonesia. "Itu tunggu penjelasan Gubernur BI. Waktu itu kondisi spesial menghadapi Y2K," katanya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/7).


Dia menegaskan saat itu, berpotensi terjadinya lonjakan permintaan uang sehingga BI harus mengambil langkah antisipasi. "Semua kantor kan perlu ada kontijensi plan kan. Kalau tiba-tiba komputer enggak bisa nyala, waktu itu kan. Ya termasuk kalau misalnya, masyarakat kemudian menjadi resah. Jadi ya pemerintah perlu mengantisipasi kan. Kayak lonjakan permintaan, perlu mencetak lebih kan," katanya.


Bank Indonesia menegaskan, era 1999, kewenangan pencetakan uang ada di lembaganya. Tetapi, adanya undang-undang ayar tahun 2011, percetakan uang harus berkoordinasi dengan pemerintah.


"Mulai 17 Agustus 2014, uang itu namanya uang NKRI, yang ada tanda tangan Menkeu. Tapi kalau 1999 kita bicara kewenangan full BI," katanya.


Mirza memastikan, Bank Sentral hanya satu kali Indonesia mencetak uang di luar negeri. Percetakan uang, saat ini hanya dilakukan di Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri).


Sebelumnya, Situs WikiLeaks, kembali membocorkan kasus percetakan uang di Australia melibatkan para petinggi beberapa negara. Mereka termasuk yang sebutkan adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri.


Dalam pemberitaan 2010, Bank Indonesia menyatakan terpaksa mengorder pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu dari Australia, dengan alasan tidak ada fasilitas di dalam negeri terutama untuk bahan plastik (polimer).


Pencetakan uang pecahan menggunakan bahan polimer hanya berlangsung beberapa tahun. Setelah itu balik lagi pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu menggunakan bahan kertas.


Harian The Age Australia pernah melansir berita terkait, korespondensi perwakilan perusahaan Reserve Bank of Australia (RBA) atau otoritas pencetak uang australia atau bank sentral Australia di Jakarta. Dalam pemberitaannya, ada dugaan suap pada pejabat Bank Indonesia dari pejabat Securency International.


Pejabat BI, dalam pemberitaan tersebut, diduga meminta sejumlah uang suap itu sebagai komitmen kesepakatan dengan pejabat BI untuk memenangkan kontrak pencetakan 500 juta lembar pecahan Rp 100 ribu.

0 Response to "Cetak Uang di Australia Buat Antisipasi Tahun Milenium"

Posting Komentar