Foto: Ilustrasi sel saraf. ©Shutterstock/ktsdesign
Artikel Poster - Benarkah Manusia Hanya Bisa Gunakan 10 Persen Otaknya | Telah menjadi sebuah kepercayaan di masyarakat bila selama hidupnya manusia hanya menggunakan 10 persen dari kapasitas otak yang dimilikinya. Akan tetapi kini para peneliti berhasil mematahkan anggapan tersebut.
Peneliti punya keyakinan lain bila manusia harus lah menggunakan seluruh kemampuan otaknya untuk bisa melakukan berbagai fungsi tubuhnya. Kesimpulan ini tentunya mematahkan cerita yang ada di film terbaru Scarlet Johansson, Lucy. Di film fiksi ilmiah tersebut, aktor Morgan Freeman yang berperan sebagai ahli saraf mengatakan bila mayoritas orang hanya mampu mengaktifkan 10 persen otaknya.
Apa yang dikatakan Morgan Freeman dianggap tidak masuk akal oleh ahli saraf 'asli', Barbara Sahakian. Seluruh saraf pada otak manusia harus bekerja dan aktif secara bersamaan untuk memproses rangsangan sebelum diubah menjadi respon.
Meskipun otak memiliki berbagai macam bagian, semuanya digunakan untuk mengaktifkan fungsi tubuh yang berbeda-beda pula, seperti melihat, mendengar, mengecap, atau menggerakkan otot.
Sahakian yakin awal mula dari anggapan manusia hanya mampu menguasai 10 persen otaknya bermula dari opini dari buku seorang psikolog bernama Dale Carnegie di tahun 1936. Kesalahkaprahan pemahaman kerja otak juga diamini oleh ahli saraf dari Universitas Priceton, Sam Wang.
Ilmuwan Amerika tersebut bahkan yakin bila anggapan salah itu sengaja disebarkan untuk kepentingan industri semata. Dengan percaya terhadap paham itu, manusia bisa diyakinkan dan dimotivasi bila dia sejatinya memiliki kemampuan yang tak terbatas.
Uniknya, 65 persen dari warga Amerika terbukti percaya bila manusia tak bisa menggunakan 90 persen dari kapasitas otaknya. Alhasil, kemungkinan film blockbuster Scarlet Johansson yang rilis tanggal 25 Juli itu bisa laku keras di Negeri Paman Sam.
0 Response to "Benarkah Manusia Hanya Bisa Gunakan 10 Persen Otaknya?"
Posting Komentar