
Foto: Aksi sweeping Satpol PP di Dolly ricuh. ©2014 Artikel Poster
Reporter: Rafie Ardiansyah
Artikel Poster - Penyandang Dana Aksi Gang Dolly Yang Diburu Adalah Mucikari | Polisi tengah memburu penyandang dana aksi penolakan penutupan Gang Dolly dan Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, yang dikomandani Sungkono Ari Saputra alias Pokemon.
Aksi penolakan itu berujung bentrok dengan aparat kepolisian pada 27 Juli lalu, atau sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri. Alhasil, pokemon dan tiga anggota Front Pekerja Lokalisasi (FPL) Gang Dolly dan Jarak diamankan.
Tiga rekan Pokemon yang ikut ditangkap antara lain, (FPL), Subekiyanto (49), Kanan (45), dan Kusnadi (40). Selanjutnya, pada Kamis dini hari (31/7), polisi kembali menangkap lima orang yang juga terlibat aksi bentrokan di pintu masuk Jalan Jarak sisi selatan.
Mereka adalah, Pardi, warga Jalan Putat Jaya Barat, Supari, warga Jalan Putat Jaya Barat, Mausul, warga Jalan Kalongan Kidul, Jaring Sari, warga Jalan Putat Jaya, dan Darmanto, warga Jalan Kupang Gunung.
Dan dari penyelidikan polisi, aksi penentangan berujung bentrok dengan aparat kepolisian itu, ada yang mendanai. Saat ini, polisi tengah memburu penyandang dana tersebut.
Hal ini sempat diungkap Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Setija Junianta kepada merdeka.com, Jumat kemarin (1/8). Sayangnya, perwira dengan tiga melati di pundak ini, masih enggan membeber identitas buruannya itu.
Namun, dari penelusuran merdeka.com di lapangan, diperoleh informasi, penyandang dana yang dimaksud mantan Kapolres Sidoarjo itu adalah para mucikari yang beroperasi di seluruh wisma yang ada di Kota Pahlawan ini.
Ketika ditanya soal ini, lagi-lagi Setija mengelak. "Saya belum bisa mengatakan, apakah penyandang dana itu orang atau warga sekitar (Gang Dolly dan Jarak), atau mucikari di sana, maupun apakah dia orang luar," elak Setija.
Sementara informasi yang terus digali merdeka.com menyebutkan, para mucikari yang tengah diburu polisi itu, patungan untuk mendanai seluruh kegiatan orang-orang yang mau menjadi beking menolak penutupan lokalisasi yang dilakukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Bahkan, para penyandang dana (mucikari) juga dilatih manajemen aksi oleh Pokemon di luar kota. "Mereka (mucikari) dilatih bagaimana cara menggelar aksi di luar kota," kata salah satu warga di kawasan Gang Dolly.
Sumber yang enggan menyebut namanya itu juga mengatakan, para mucikari yang dilatih Pokemon itu disiapkan agar mampu mengatasi situasi bahaya. "Mereka juga dilatih bagaimana mengatasi persoalan sulit ketika berada di lapangan atau berhadapan dengan polisi," ucapnya.
Pokemon dikenal sebagai seorang aktivis yang kerap turun jalan memimpin aksi salah satu elemen buruh di Jawa Timur. Dia juga sering terlihat memimpin aksi suporter setia Persebaya Surabaya, Bonek Mania.
Saat Wali Kota Risma memutuskan untuk menutup seluruh kawasan lokalisasi yang ada di Kota Pahlawan, termasuk Gang Dolly dan Jarak, Pokemon tampil sebagai komandan aksi. Pokemon mendirikan FPL, elemen Bintang Merah, Komunitas Pemuda Independen (Kopi) yang mengawal aksi warga Gang Dolly dan Jarak.
Aksi yang dimotori Pokemon makin gencar menjelang deklarasi penutupan pada 18 Juni lalu oleh Pemkot Surabaya. Aksi terus berlanjut, hingga terjadi bentrok antara personel gabungan dengan warga di pintu masuk Jalan Jarak sisi selatan.
Bentrokan dipicu aksi pemasangan plakat pemberitahuan wilayah bebas prostitusi di pintu masuk eks-lokalisasi terbesar se-Asia Tenggara itu, pada 27 Juli lalu. Warga menyerang polisi yang sebagian bersenjata lengkap dengan batu dan paving.
Dalam insiden itu, polisi berhasil menangkap Pokemon dan tiga rekannya. Selanjutnya, lima orang kembali dibekuk oleh polisi berpakaian preman. Tak berhenti di situ, dari pendalaman penyidik, ada penyandang dana aksi para warga penentang tersebut. Saat ini, polisi tengah memburu mereka, para penyandang dana.
0 Response to "Penyandang Dana Aksi Gang Dolly Yang Diburu Adalah Mucikari"
Posting Komentar